Riset Energi 2014-2018

Cluster Energi bertanya, ‘Apa cara terbaik untuk transisi dari bahan bakar fosil ke sumber energi masa depan?’ Fokus utamanya adalah pada wilayah pedesaan dan terpencil di Indonesia, dimana terdapat 67 juta populasi jiwa yang tinggal di luar grid, dengan menggunakan listrik berbiaya mahal dari sumber tak terbarukan seperti diesel, atau bahkan tidak memiliki layanan listrik sama sekali. Australia juga memiliki banyak wilayah terpencil masyarakat adat, pertambangan dan populasi yang tingal di pulau kecil.

Proyek energi menjajaki berbagai solusi skala kecil dengan menggunakan microgrid. Para peneliti mencari cara agar berbagai opsi yang ada dapat diterapkan secara berkesinambungan bagi masyarakat di daerah terpencil, dimana untuk tujuan tersebut, maka solusi yang digunakan perlu memenuhi aspirasi masyarakat, memberikan pelatihan manajemen microgrid secara berkelanjutan, dan juga mempertimbangkan biaya jangka panjang saat menyusun skema pembiayaannya.

Cluster Energi juga menginvestigasi pengembangan strategi skala nasional. Aspek-aspeknya meliputi hal sebagai berikut:

  • Membuat model instalasi microgrid, dengan mempertimbangkan optimalisasi teknologi, jangka waktu, skema pembiayaan dan manajemen, dan persyaratan hukum. Kelompok Energi mengadakan seminar di Sulawesi tentang cara terbaik untuk mengadopsi energi terbarukan di daerah, dimana para peneliti, pelaku bisnis dan perwakilan pemerintah turut hadir untuk memberikan saran dan masukannya.
  • Meninjau kemungkinan adopsi grid pembangkit listrik energi terbarukan dengan skala yang lebih besar di daerah terpencil, dihubungkan dengan menggunakan kabel DC voltase tinggi dan distabilkan dengan pumped hydro energy storage. Para peneliti menemukan bahwa energi tenaga surya dan lokasi tenaga hidro banyak didapati di Australia dan Indonesia.
  • Kajian Teknologi Energi Indonesia. Kajian ini memproyeksikan potensi biaya untuk membangkitkan listrik dengan menggunakan 14 teknologi yang berbeda, dalam kurun waktu dari sekarang hingga 2050, dengan penyusunan model sesuai dengan kondisi di Indonesia. Studi ini akan membantu perencanaan energi di Indonesia dan mendekatkan pasar energi Australia dan Indonesia, terutama karena kajian serupa juga telah dilaksanakan di Australia.

Para peneliti Cluster Energi dari the Australian National University, Monash University, the University of Melbourne, Institut Teknologi Bandung, Universitas Hasanuddin (di Sulawesi), the University of Sydney, dan the University of NSW berbagi hasil temuan mereka dengan para pemangku kepentingan dari pemerintah dan industri di lokakarya yang diselenggarakan di Canberra dan Melbourne pada bulan Juli 2018.

Capaian Utama

  • Membuat kajian teknologi energi Indonesia (Indonesian energy technology assessment – IETA) yang memproyeksikan biaya untuk membangkitkan listrik di masa depan dengan menggunakan berbagai teknologi yang berbeda. Laporan ini akan membantu para penyusun rencana dan pembuat kebijakan untuk mengambil keputusan dengan bagian perihal jejaring energi Indonesia di masa depan. Laporan ini dipaparkan di forum yang diselenggarakan di Kedutaan Besar Australia di Jakarta pada tahun 2018.
  • Mengamankan pendanaan dana APEC untuk proyek yang berjudul “Integrated energy system planning for equitable access to sustainable energy for remote communities in the APEC regions using North Sulawesi as a pilot project/testbed.” Para peneliti dari Monash, Institut Teknologi Bandung dan Institut Pertanian Bogor bekerja dengan masyarakat di Sulawesi Utara, Kota Bitung, dan Universitas Sam Ratulangi untuk membuat model inisiatif Low Carbon Model Town (Model Kota Rendah Karbon).
  • Menerima komitmen senilai AUD 100.000 dari CWP Renewables,  sebuah perusahaan global dengan kegiatan bisnis di Australia dan Indonesia.
  • Bekerja dengan European Climate Foundation yang mendanai penyusunan analisis mendalam dari potensi transformasi sistem pembangkit tenaga listrik untuk Jawa-Bali.
  • Membangun jaringan penelitian yang bermakna dan berkesinambungan antara para akademisi dan institusi dari Australia dan Indonesia.
  • Mengevaluasi potensi penggunaan dan produksi biofuel di dalam bauran energi Indonesia di masa depan.
  • Membuat model untuk desain dan instalasi microgrid di masyarakat daerah terpencil, dengan mempertimbangkan faktor ekonomi, sosial, dan budaya, serta mempelajari dampak elektrifikasi.
  • Menciptakan model andal untuk mengintegrasikan microgrid energi bersih ke dalam sistem transmisi skala besar.
  • Membangun metode baru untuk mengukur tingkat pertumbuhan mikro organisme pada lambung kapal, sebuah teknologi yang berpotensi memberikan manfaat luas di bidang ekonomi dan lingkungan untuk industri transportasi global.
  • Mengevaluasi berbagai opsi untuk menyimpan dan menghasilkan energi terbarukan skala besar, termasuk mengidentifikasi potensi lokasi pumped hydro energy storage, dan menjumlahkan manfaat dari dekarbonisasi mendalam terhadap perekonomian Indonesia.
  • Cluster Co-lead dan Deputy Director Monash Energy Materials and Systems Institute Dr Ariel Liebman dan co-lead dari Universitas Hasanuddin di Makassar dan Institut Teknologi Bandung memimpin pemaparan dari berbagai peneliti yang bertujuan untuk membentuk kebijakan dan memajukan berbagai teknologi yang dapat membantu mencapai target Indonesia di bidang energi terbarukan, sebagaimana ditetapkan oleh pemerintahan Presiden Joko Widodo.

People

Projects