Riset Infrastructure 2014-2018

Cluster Infrastruktur Australia Indonesia Centre meneliti tentang bangunan, kondisi lingkungan politik, sosial, dan alam dari jaringan pelabuhan dan perhubungan di Indonesia. Berbagai penelitian ini akan membantu memastikan bahwa berbagai proyek infrastruktur transportasi laut dan darat berskala besar dalam perencanaan akan resilien, efisien, dan mampu menyokong pertumbuhan ekonomi secara masif yang sedang dialami oleh Indonesia.

Dipimpin oleh tim tenaga ahli dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Institut Teknologi Bandung, Universitas Gadjah Mada, Monash University dan University of Melbourne, Cluster bekerja dengan berbagai pemangku kepentingan termasuk otoritas pelabuhan dan kereta api di Australia dan Indonesia, para teknisi, pembuat kebijakan, dan para ahli dari industri swasta.

Tema utama Cluster adalah ‘membangun kota-kota pelabuhan yang berkesinambungan dan resilien‘. Cluster Infrastruktur menghasilkan penelitian yang dapat membantu pengembangan kota pelabuhan terpadu, agar dapat membangun perhubungan intermodal yang resilien dan efisien menuju dan dari pelabuhan, serta guna menjawab permintaan sosial dan lingkungan pada wilayah yang berkembang pesat. Cluster ini juga berkontribusi terhadap tata kelola dan kebijakan pemfasilitasi infrastruktur berbasis bukti yang efektif, dan menghasilkan pertanyaan-pertanyaan fundamental untuk penelitian tahap lanjutan.

Di dalam tujuan utama, Cluster Infrastruktur fokus pada tiga tema:

  • ‘There and back again: improving transport and connectivity’ (‘Di sana dan kembali lagi: meningkatkan perhubungan dan konektivitas’) –  Satu proyek mengamati perkembangan piranti lunak yang melacak arus barang di sekeliling Indonesia untuk mengidentifikasi inefisiensi serta menyarankan rute yang lebih baik. Proyek lainnya mengembangkan model untuk memprediksi bagaimana perbedaan gerbong kereta akan berpengaruh terhadap kondisi jalur kereta yang berbeda, dan kapan pemeliharaan dibutuhkan.
  • ‘Infrastructure policy and processes’ (‘Kebijakan dan proses infratruktur’) – Hal ini meliputi studi komparatif dari keputusan dan hambatan pembiayaan terhadap investasi dalam proyek infrastruktur pelabuhan di Australia dan Indonesia. Lokakarya daya saing dan pembiayaan pelabuhan di Melbourne pada bulan April 2018 menjadi wadah bagi para peneliti untuk berdiskusi tentang pekerjaan mereka dengan para CEO dari pelabuhan-pelabuhan terbesar di Australia and Indonesia, bersama dengan pemerintah, teknisi, dan konsultan lainnya
  • ‘Technological advancement to asset management’ (‘Kemajuan teknologi untuk manajemen aset’) – para peneliti mengembangkan, di antara perangkat lainnya, metode percobaan yang tidak merusak guna mengevaluasi degradasi dari struktur beton. Untuk lebih mudah memonitor struktur yang besar dan panjang, Cluster juga mengembangkan serat optik yang dapat membaca tekanan pada beton di sepanjang ratusan kilometer secara real time.

Capaian utama

  • Mengembangkan sensor serat optik untuk memonitor struktur, model terprediksi dari kedinamisan kereta api dan umur jembatan, kerangka hybrid untuk percobaan yang tidak merusak infrastruktur, dataset dari kontainer logistik di Indonesia, dan piranti lunak untuk simulasi kontainer logistik.
  • Membuat 16 publikasi ulasan, dan lebih banyak lagi di dalam struktur tersebut.
  • Mengadakan sesi khusus tentang pemodelan infrastruktur dalam 6th Asia Pacific Workshop on Structural Health Monitoring (Lokakarya Asia Pasifik Ke-6 tentang Pengawasan Kesehatan Struktural) di Hobart, Tasmania, 7-9 Desember 2016.
  • Mengadakan lokakarya terkait penelitian akhir di Surabaya untuk memperlihatkan hasil program penelitian pada bulan Mei 2018. Lokakarya ini dihadiri oleh perwakilan dari Pemerintah Indonesia, Perusahaaan Kereta Api Indonesia, Perusahaan Air Setempat, Dinas Perhubungan Indonesia baik dari tingkat pusat dan daerah, Otoritas Pelabuhan dari pelabuhan Teluk Lamong dan Surabaya Jawa Timur, serta perwakilan dari perhubungan jalan darat dan industri kereta api.
  • Mendukung pertukaran kunjungan mahasiswa/i Indonesia ke Melbourne dan mahasiswa/i Australia ke Indonesia, dan juga memberikan kesempatan dalam pengembangan profesional bagi para peneliti.
  • Membina hubungan penelitian yang akan diperluas lebih dari sekedar masa Cluster Infrastruktur AIC. Koneksi penting meliputi hubungan kerja yang baik antara Institute of Rail Technology Monash University dan MRT Jakarta, serta pekerjaan penelitian kolaboratif mengenai serat optik antara Monash University dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya.
  • Menekankan peran utama dari pemangku kepentingan dan pengguna akhir. Pemangku kepentingan selain yang berasal dari sektor universitas meliputi otoritas pelabuhan dan kereta api di Australia dan Indonesia, teknisi, pembuat kebijakan, serta para ahli di industri swasta. Pemangku kepentingan utama selalu diikutsertakan untuk memfasilitasi dan mengembangkan hubungan guna berbagi data. Hubungan baik yang terbina antara lain dengan PT Teluk Lamong, PT Jasamarga Surabaya Mojokerto, Pelindo III dan MRT Jakarta.

General cluster outputs

Conference brochure

Journal articles

  • Al Daghlas, H., Hui, F. K. P., Duffield C. (Forthcoming). The importance of environmental sustainability to obtain finance for port developments in Australia and Indonesia. Australasian Universities Building Education Association (AUBEA) conference proceedings, Singapore, 2018.
  • Hui, F. K. P., Duffield, C., Wahyuni, S., Parikesit, D., Wilson, S. (Forthcoming). Collaborative international industry-university research training in infrastructure projects: an Australian-Indonesian case study. Australasian Universities Building Education Association (AUBEA) conference proceedings, Singapore, 2018.

People

Projects