Strategi transisi menjadi kota ramah air untuk Bogor Raya
Bogor Raya, seperti kebanyakan kota lain di Indonesia, mengalami pertumbuhan cepat yang disertai dengan tekanan pada layanan-layanan penting. Dalam beberapa tahun terakhir, Bogor telah menunjukkan komitmen lingkungan dengan upaya untuk mewujudkan green agenda dan kini telah menganut visi transisi menuju pendekatan holistik dan berkelanjutan untuk pengelolaan air perkotaan.
Proyek penelitian menerapkan kerangka Kota Ramah Air (Water Sensitive City – WSC) ke Bogor untuk mendukung dan memfasilitasi aspirasi terkait air yang berkelanjutan. Pendekatan WSC mencakup solusi lintas sektoral dan holistik yang memberikan banyak manfaat. Hal ini diharapkan dapat memberikan dasar yang kuat untuk mengatasi tantangan multidimensi yang diperlukan dari komitmen Indonesia terhadap Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB).
Pendekatan WSC didefinisikan dengan memungkinkan perubahan di bidang-bidang operasional utama, seperti desain dan perencanaan sistem, praktik profesional dan solusi teknologi, serta perilaku masyarakat. Transformasi membutuhkan kombinasi inovasi teknis dan restrukturisasi sosial dan kelembagaan untuk mengatasi ketidakberlanjutan yang mengakar. Transisi Indonesia ke WSC mungkin perlu meningkatkan produktivitas, ketahanan, dan kelayakan hidup secara lebih signifikan daripada ekonomi industri, tetapi mungkin juga memiliki peluang untuk melompati (leapfrog) beberapa pola produksi tidak berkelanjutan yang terkait dengan perekonomian yang sudah mengalami industrialisasi.
Leapfrogging adalah fenomena di mana negara-negara berkembang – yang sistem teknologinya belum sepenuhnya mapan seperti negara maju – dapat mengadopsi sistem teknologi canggih untuk mengatasi masalah lingkungan saat ini. Laporan ini menilai kapasitas Bogor untuk transisi WSC dan merekomendasikan strategi yang memungkinkan dengan menggunakan sudut pandang leapfrogging. Dengan demikian, diharapkan bahwa Bogor dan kota-kota Indonesia lainnya dapat menghindari fitur model pelayanan air yang tampak di negara maju yang mewakili ‘jalan buntu’ yang tidak berkelanjutan dan mengadopsi teknologi air yang lebih holistik dan berkelanjutan serta pendekatan manajemen yang didasarkan pada prinsip-prinsip WSC.
Metode
Penelitian ini memanfaatkan alat sosio-teknis dan metode baru untuk menilai potensi leapfrogging WSC Indonesia melalui penelitian studi kasus mendalam di Bogor, mengembangkan wawasan dan rekomendasi praktis untuk leapfrogging di Bogor, serta memperoleh wawasan umum dan rekomendasi untuk leapfrogging WSC di kota-kota lain di Indonesia.
Tujuan khusus dari penelitian ini adalah:
- Menerapkan kerangka acuan untuk menilai seberapa ramah air (khususnya kelayakan hidup, keberlanjutan, dan ketahanan) Bogor dan mengidentifikasi tindakan manajemen yang memanfaatkan peluang leapfrogging.
- Mengidentifikasi struktur serta proses sosial dan kelembagaan yang menciptakan kondisi-kondisi pendukung bagi Bogor untuk mewujudkan transisi ramah air.
- Mengembangkan jalur adaptasi yang luas untuk memastikan penyediaan layanan air perkotaan yang adil, terjangkau, dan aman dalam jangka panjang terhadap berbagai tantangan iklim, urbanisasi, dan masyarakat.
- Mengevaluasi kesesuaian umum dari sistem pengolahan air dan pengumpulan air hujan yang berenergi rendah dan berbiaya rendah untuk Bogor.
- Memandu desain perkotaan ramah air melalui serangkaian kegiatan desain dan demonstrasi di lokasi studi kasus yang mewakili berbagai tipologi pembangunan.
- Mengembangkan aliansi pembelajaran WSC aktif dengan para pemangku kepentingan dari universitas, pemerintah, industri, bisnis dan masyarakat.
Hasil dan capaian
Strategi yang diidentifikasi untuk mempercepat transisi WSC Bogor Raya melalui leapfrogging memiliki cakupan yang luas dan dirancang untuk mengatasi masalah air utama yang diidentifikasi melalui penelitian dan memungkinkan perubahan menuju budaya ramah air dalam jangka pendek dan jangka panjang.
Strategi yang direkomendasikan untuk mewujudkan Bogor yang ramah air pada tahun 2045 dibagi ke dalam enam jalur leapfrogging:
- Berkomitmen untuk mewujudkan Bogor Raya yang lebih ramah air di masa depan.
- Meningkatkan kinerja regulasi untuk mewujudkan budaya ramah air.
- Mendukung integrasi dan koordinasi lintas pemangku kepentingan air dan perkotaan.
- Memberdayakan masyarakat agar ramah air.
- Mengembangkan bukti dan pengalaman lokal dari pendekatan ramah air.
- Meningkatkan kapasitas profesional untuk praktik ramah air.
Jalur ini idealnya dipertimbangkan dalam investasi secara keseluruhan, karena strategi yang mendasarinya seringkali saling terkait dan memperkuat pencapaian aspirasi ramah air di Bogor Raya.
Strategi jangka pendek (0-3 tahun) yang direkomendasikan memberikan panduan tentang inisiatif prioritas untuk mempercepat proses leapfrogging dalam mewujudkan Bogor Raya yang ramah air. Rekomendasi lain yang diberikan adalah agar momentum penelitian Cluster Air Perkotaan ini dikembangkan untuk segera menyusun kerangka kerja tata kelola dalam menerapkan strategi leapfrogging WSC.
Kerangka kerja ini akan menjadi faktor pendorong utama untuk kolaborasi di dalam dan antar organisasi, didukung oleh visi kota ramah air untuk Bogor Raya yang secara kolektif dikembangkan oleh beragam pemangku kepentingan dari sektor pemerintah, industri, masyarakat, dan peneliti. Kerangka kerja ini juga akan mendukung WSC Learning Alliance yang didirikan sebagai bagian dari penelitian ini untuk meningkatkan kapasitas dalam mengadopsi praktik-praktik ramah air di kalangan profesional ahli air dan perkotaan Bogor.
People
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Dr Surya Darma Tarigan
Associate Professor, Department of Soil and Land Resources
Institut Pertanian Bogor (IPB)