Menguak informasi gizi bagi anak usia sekolah di lanskap linguistik Indonesia
Lanskap Indonesia kaya secara linguistik dan seringkali dilengkapi dengan lambang dan teks. Hal tersebut meliputi poster, bagan, petunjuk, papan iklan, petunjuk jalan dan keselamatan, petunjuk dalam pusat perbelanjaan, grafiti dan tulisan-tulisan lainnya di ruang publik yang mengandung pesan kepada mereka yang membacanya.
Tujuan dari proyek ini adalah untuk mengumpulkan dan menganalisis makanan/petunjuk nutrisi/teks secara digital pada ‘lanskap linguistik’ dalam dua komunitas sekolah Indonesia (di dalam dan secara langsung di luar lingkaran sekolah). Proyek ini dilakukan untuk menilai sifat dari lanskap linguistik yang memiliki potensi dampak terhadap anak usia sekolah – anak-anak yang butuh belajar tentang makanan dan gizi baik untuk hidup yang panjang dan sehat.
Penelitian ini memiliki desain penelitian kualitatif, dan dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama meliputi pengambilan teks, analisa teks dan wawancara kelompok terfokus. Tahap kedua berupa analisis teks/dokumen ditambah dengan analisis konten.
Temuan
Hasil penelitian menunjukan bahwa lanskap linguistik tentang makanan dan gizi dalam lingkungan sekolah dipenuhi dengan teks dan tampilan dari sumber ‘atas-bawah’ (kebijakan, komunikasi lingkungan pemerintah, sponsor, perusahaan makanan, materi kurikulum dst.) dengan menguraikan sekumpulan informasi yang padat, informatif, dan menghimbau makanan sehat dan bergizi. Akan tetapi, ada bukti fotografis berupa teks dan tampilan tentang makanan ‘yang tidak terlalu sehat’ baik di dalam dan di luar lingkungan sekolah, tanpa adanya bukti informasi gizi. Hal ini dapat menimbulkan kontradiksi bagi para pelajar. Selain teks makanan dan gizi, hal lain yang juga dikumpulkan adalah berbagai gambar yang tidak terkait, mulai dari iklan bisnis setempat hingga label, dan yang cukup mengkhawatirkan adalah adanya iklan rokok pada kedai makanan setempat.
Para pelajar kelas lima berpartisipasi dalam kelompok fokus kecil (small focus groups) untuk memberi reaksi terhadap tampilan makanan dan gizi yang ditunjukan kepada mereka oleh asisten peneliti dalam lanskap linguistik sekolah mereka. Yang menarik, para pelajar secara sukarela menyalin informasi tentang makanan yang baik dan bergizi yang telah mereka pelajari di kelas atau di rumah, dan bersikeras dalam memberikan tanggapan bahwa mereka tidak memakan permen yang tersedia di kantin sekolah atau kedai makanan di luar lingkungan sekolah. Bukti fotografis yang ada membuktikan keadaan sebaliknya, mengindikasikan bahwa kantin sekolah dan kedai pedagang lokal ramai memberikan layanannya.
Penelitian ini merupakan proyek nilai persepsi yang dirasakan oleh otoritas pendidikan dalam kedua distrik sekolah tersebut, dan bertujuan untuk mengembangkan proyek dengan lingkup yang lebih luas di masa yang akan datang.
Kesimpulan
Proyek ini menghasilkan data informatif tentang lanskap linguistik dalam dua komunitas sekolah di Indonesia, dan kesadaran anak sekolah akan makanan dan teks/pesan gizi yang disampaikan kepada mereka sebagai peserta dari masyarakat dan, dalam hal pengiklanan, sebagai konsumen. Hasil temuan mungkin menjadi lebih menarik untuk akademisi dari bidang pangan, pertanian, kesehatan atau kedokteran. Penelitian kesehatan atau kedokteran di Indonesia akan dapat menghubungkan atau bahkan mengkorelasikan hasil temuan mereka sendiri melalui temuan dari proyek ini, untuk mendapatkan masukan yang lebih banyak ke dalam dampak dari gizi buruk terhadap performa di sekolah.