Inisiatif Regional: Membangun Kesehatan Jasmani dan Rohani dalam 1000 Hari Pertama

Bayi dari masyarakat adat di Australia dan Indonesia dapat memperoleh manfaat dari strategi kesehatan jasmani dan rohani pada awal kehidupan yang secara tradisi melindungi, berbasis wilayah dan didorong oleh masyarakat.  Pendekatan yang dimulai dari masa remaja orang tua yang mendukung dan membangun peran orang tua sebagai pengasuh, baik pria maupun wanita,terutama dalam hal kesehatan mental ibu, akan memperkuat fondasi bagi anak masyarakat adat sehingga mereka dapat tumbuh kembang dengan baik.

Proyek ini menilai upaya pencegahan penyakit tidak menular (PTM) secara menyeluruh. Fokusnya adalah pada 1000 hari pertama kehidupan anak – dimulai dari pembuahan hingga usia dua tahun – dan terhadap keluarga dari masyarakat adat Australia dan Indonesia.

The University of Melbourne, First 1000 Days Australia, Universitas Indonesia dan Universitas Pertanian Bogor adalah rekanan utama dalam penelitian ini, yang mempertemukan 50 tenaga kesehatan, penyusun kebijakan, perwakilan pemerintah dan LSM dalam dua diskusi – satu di Indonesia, satu di Australia.

Indonesia dan Australia adalah rumah dari beragam kelompok masyarakat adat, berbicara dalam ratusan bahasa, dan masing-masing menghargai keragaman budayaan dan sejarahnya.  Di Indonesia, tidak seperti di Australia, pengertian ‘masyarakat adat’ masih menjadi perdebatan; mendefinisikan istilah ‘masyarakat adat’ sekaligus menerima keragaman etnis dan budaya dalam kelompok dan budayayang berbeda masih dirasa sulit.

Hal utama yang terpenting dalam komunitas masyarakat adat di kedua negara adalah kekuatan masyarakat dan keluarga. Jika masyarakat dan keluarga dihargai, diperkuat dan diberdayakan secara ekonomi, maka keluarga akan mempunyai apa yang dibutuhkan untuk membesarkan anak-anak yang kuat dan sehat.

Rekomendasi

Para peserta menyimpulkan bahwa faktor terpenting dalam kesehatan jasmani dan rohani anak adalah orang tua yang dengan fondasi kuat untuk kesehatan dan keluarga berencana, kesempatan belajar yang berkualitas, dan keluarga dan masyarakat yang berdaya. Rekomendasi dari proyek ini menegaskan kebutuhan untuk menempatkan konteks kebudayaan, bahasa, dan sosio-ekonomi yang berbeda dalam membuat pertimbangan saat mengambil keputusan tentang kebijakan, pelatihan dan penyediaan pelayanan bagi kesehatan bayi dari masyarakat adat.

Perlu ada pemahaman yang lebih baik tentang skenario kehidupan secara komunal. Definisi keluarga non-biologis yang luas juga krusial, yang termasuk segala dan seluruh pengasuh langsung dari seorang anak. Perekonomian keluarga juga perlu diperkuat sehingga mereka mampu berdikari.

Perlu ada fokus lebih pada kondisi kesehatan mental para ibu sebelum, selama dan setelah masa kehamilan. Hal yang juga sangat mempengaruhi perempuan, dan terlebih lagi perempuan hamil, adalah kekerasan dalam rumah tangga. Kedua faktor tersebut sangat berpengaruh kuat pada saat kehamilan dan setelah kehamilan, serta perlu dipertimbangkan dalam pendekatan apapun untuk memerangi PTM. Namun, model 1000 Hari Pertama perlu menekankan dampak positif bahwa sikap menghargai laki-laki sebagai ayah, pengasuh, dan panutan, berdampak pada kesehatan jasmani dan rohani seorang anak. KASIH, suatu program yang mendukung para calon ayah di Jakarta, telah memperlihatkan tanda kepopuleran dan kesuksesan.

Berbagai program untuk anak sebelum masuk sekolah dan taman kanak-kanak menunjukan banyak manfaat yang tidak dapat diukur, dan sepatutnya terdapat akses universal terhadap sumber daya untuk pembelajaran usia dini. Satu rekomendasi ialah pengembangan perangkat pengkajian yang relevan dengan budaya untuk memastikan keterlambatan dalam perkembangan dan kondisi lainnya dicatat dan ditanggapi.

Peningkatan pendidikan remaja mengenai kebutuhan kesehatan pada masa kehamilan, masa pertumbuhan bayi dan masa kanak-kanak, bersamaan dengan keterampilan, kepemimpinan dan peningkatan kapasitas, akan menghasilkan orang tua dan anak-anak yang lebih sehat.  Perlu ada penelusuran lebih jauh terhadap berbagai alasan (budaya, sosial dan ekonomi) terjadinya pernikahan dini dan debut seksual.

Solusi perlu berdasarkan daerah lokal dan perlu memperkuat masyarakat dalam prosesnya. Sebagian alasannya adalah untuk melawan perpecahan dari budaya dan identitas yang diakibatkan oleh kolonisasi dan perebutan masyarakat adat.  Hal ini meliputi penelususran praktik-praktik tradisional yang dapat membantu mempromosikan praktik kesehatan dan mencegah PTM, serta menggunakan metode komunikasi yang inovatif untuk menjangkau keluarga yang bergelut dengan literasi atau tinggal di wilayah terpencil.

People

  • Professor Kerry Arabena
    Chair for Indigenous Health and Director of the Indigenous Health Equity Unit
    The University of Melbourne
  • Dr Indah Widyahening
    Lecturer, Faculty of Medicine, Community Medicine Department
    Universitas Indonesia

Outputs