Tinjauan kebutuhan tenaga kesehatan profesional dan mahasiswa/I kedokteran dalam berkomunikasi dengan remaja tentang pencegahan PTM

Berangkat dari peningkatan beban penyakit tidak menular (PTM) di Indonesia, maka intervensi dini seperti membantu remaja menanamkan gaya gaya hidup sehat menjadi sangat penting. Layanan kesehatan dasar memiliki peranan penting dalam intervensi tersebut. Oleh karena itu, para mahasiswa kedokteran dan pelajar untuk profesi bidang kesehatan lainnya memerlukan keterampilan dalam menelusuri tantangan yang dihadapi oleh remaja dan untuk membina gaya hidup sehat. Kurikulum pendidikan kedokteran dan profesi bidang kesehatan lainnya yang ada saat ini di Indonesia belum memberikan penekanan pada kesehatan remaja, terutama dalam hal pencegahan PTM. Proyek ini mengembangkan rancangan instruksional berupa modul pilihan tentang kesehatan remaja bagi mahasiswa kedokteran tingkat pertama.

Beban terberat dari penyakit di kalangan remaja adalah hal yang bersifat psikososial. Gaya hidup masa lalu dari PTM orang dewasa umumnya dimulai pada saat remaja, begitu pula dengan masalah kesehatan mental. Oleh karena itu, fokus untuk memahami kesehatan dan perkembangan remaja menjadi penting, dimana banyak manfaat yang dapat dinikmati dengan menghargai peran dan nilai dari pendekatan berbasis kelompok. Kesadaran bahwa satu tenaga profesional, walaupun terampil, tidak dapat bekerja sendiri mengatasi masalah kesehatan, karena perlu dilengkapi dengan keterampilan untuk bekerja di dalam kelompok interdisipliner. Prasyarat tersebut mendasari kebutuhan untuk menyediakan pendidikan antar profesi bagi setiap mahasiswa profesi bidang kesehatan. Dalam hal ini, pendidikan antar profesional membantu mahasiswa kedokteran untuk memahami dan menerapkan dinamika dan manajemen tim layanan kesehatan agar dapat menyediakan layanan terbaik dan teraman bagi pasien.

Metode

Proyek ini menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Proses diawali dengan analisis kebutuhan melalui tinjauan yang terperinci atas literatur dan modul-modul yang tersedia saat ini, wawancara dengan para pemangku kepentingan terkait, dan mengadakan diskusi kelompok terbatas (DKT) dengan pelopor relevan yang telah bekerja dengan remaja dalam konteks PTM. Proyek ini juga menggunakan kuesioner yang mengevaluasi masukan para mahasiswa ke dalam modul pilihan kesehatan remaja.

Hasil temuan

Berdasarkan penilaian kebutuhan, modul kesehatan remaja dianggap sebagai modul klinis tambahan yang penting, khususnya terkait keterampilan berkomunikasi dan wawancara motivasional. Para mahasiswa dapat mendapatkan manfaat dari pelajaran wawancara motivasional, bermain-peran, dan wawancara sungguhan dengan remaja. Hasil temuan dalam DKT dan wawancara terdiri dari beberapa tema, seperti penyebab masalah kesehatan remaja, penanganan dan tantangan yang dihadapi dalam mengelola permasalahan tersebut, dan standar kompetensi yang diperlukan oleh praktisi kesehatan. Para pengajar menyadari pentingnya mengajarkan kesehatan remaja kepada mahasiswa kedokteran dan bidang profesi kesehatan. Sub-tema analisis tematik adalah tentang pentingnya peraturan pemerintah mengenai kesehatan remaja, dan kolaborasi antar sektor yang melibatkan pengajar dalam pengelolaan permasalahan kesehatan remaja. Keterampilan berkomunikasi yang baik dengan remaja dan orang tua merupakan kompetensi yang dibutuhkan oleh para dokter dan praktisi bidang kesehatan lainnya yang dapat menyebabkan pendeteksian, pengobatan, dan pencegahan dini penyakit, serta mempromosikan kesehatan yang baik. Kuesioner tersebut mengungkap bahwa sebagian besar mahasiswa menganggap kesehatan remaja itu penting dan ingin menelusuri lebih jauh dalam konteks pengaturan klinis. Para mahasiswa lebih memilih agar pelajaran kesehatan remaja diberikan melalui kegiatan yang terjun langsung ke lapangan (contoh di sekolah atau di pusat layanan kesehatan dasar), pembelajaran berbasis masalah, dan metode bedside teaching (metode pembelajaran yang melibatkan pasien). Ketertarikan para mahasiswa pada kesehatan remaja nampak fokus terhadap pendidikan yang bersifat promotif dan preventif. Hasil temuan utama dari analisis kebutuhan komprehensif terhadap penelitian dapat di-triangulasikan dan disintesis dengan baik dalam rancangan instruksional dari modul pilihan kesehatan remaja; dengan demikian, kami percaya bahwa modul tersebut telah berbasis bukti dan disusun dengan baik. Rancangan modul disusun untuk membimbing alumni fakultas kedokteran dan memandu penyusunan standar kompetensi fakultas kesehatan dalam mengelola permasalahan kesehatan remaja.

Beberapa aspek perlu diperhatikan pada pasien remaja, antara lain kondisi fisik dan emosional mereka, masa pubertas, faktor sosioekonomi dan dukungan dari keluarga dan orang sekitar. Dokter umum dan tenaga profesional kesehatan lain perlu mempelajari lebih jauh tentang kesehatan remaja dan remaja itu sendiri.

Penelitian ini mengembangkan rancangan instruksional modul pilihan tentang kesehatan remaja untuk pendidikan kedokteran mahasiswa tingkat pertama, yang dapat menjadi modul percontohan untuk universitas lainnya. Modul ini dirancang secara khusus untuk membina keterampilan berkomunikasi dan agar mahasiswa menjadi lebih familiar dengan permasalahan kesehatan remaja. Modul ini terdiri dari komponen pendidikan antar profesi dan komponen praktik yang dapat memperkaya serta memperkuat perilaku positif mahasiswa kedokteran tingkat pertama terhadap pelayanan kolaboratif antar profesi, terutama dalam hal kesehatan remaja. Di masa yang akan datang, implementasi terpadu dari modul ini dapat dilakukan melalui model belajar campuran yang meliputi interaksi tatap muka dan kegiatan terjun langsung ke lapangan/berbasis praktik di klinik dan masyarakat, sekaligus di platform pembelajaran elektronik. Modul ini menyoroti analisis kebutuhan komprehensif dan sistematis; oleh karena itu, upaya untuk mengembangkan modul yang berbasis bukti telah selesai dilakukan. Praktik tersebut dapat disebarluaskan sebagai hasil ilmiah dari suatu penelitian dan dapat diterapkan oleh universitas lain yang hendak mengimplementasikan pendidikan kedokteran dan kesehatan yang berbasis bukti.

People