Laporan Persepsi Australia-Indonesia (2016)

EY Sweeney ditugaskan untuk melakukan studi komprehensif tentang sikap warga Indonesia terhadap Australia dan sikap warga Australia terhadap Indonesia. Studi ini melibatkan penelitian kualitatif dan kuantitatif di Indonesia dan Australia. Studi untuk Australia dilakukan dari bulan Oktober – November 2015. Studi untuk Indonesia dilakukan dari bulan Februari – Juni 2016. Laporan ini menyajikan temuan kunci dari penelitian. Walaupun kedua studi yang dilakukan di Australia dan Indonesia sangat berbeda, penelitian dari masing-masing negara disajikan berdampingan dalam ringkasan ini agar pembaca dapat dengan mudah menyerap dan membandingkan temuan-temuan utama.

Studi ini memiliki dua tujuan:

  • Untuk memahami tingkat kesadaran, persepsi dan pengetahuan warga Indonesia dan Australia terhadap satu sama lain
  • Untuk mengidentifikasi pengaruh dan faktor pendorong sikap dan persepsi

Penelitian ini melibatkan 24 focus groups dan lebih dari 4000 survei di kedua negara. Desain metodologi dan struktur sampel ditetapkan setelah dipertimbangkan dengan saksama dan melalui proses konsultasi yang melibatkan Australia-Indonesia Centre, EY Sweeney, akademisi dan ahli riset di Indonesia. Tujuannya adalah untuk mengkonfirmasi pendekatan penelitian yang kuat dan struktur sampel selengkap mungkin di setiap negara.

Hal yang penting untuk dicatat adalah bahwa parameter khusus sudah disiapkan untuk penelitian Indonesia agar dapat mencerminkan fokus AIC dan mempertimbangkan beberapa tantangan dalam melakukan penelitian di Indonesia. Metode yang digunakan antara lain: survei kuantitatif yang dilakukan secara tatap muka (tidak secara online) untuk memaksimalkan jangkauan dan dengan memasukkan beberapa kriteria penapisan khusus. Hal ini perlu diperhitungkan saat menafsirkan hasil survei. Area cakupan dalam focus group dan survei dicerminkan di Indonesia dan Australia.

Pada bulan Agustus 2016, Australia-Indonesia Centre menerbitkan hasil temuan proyek. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi dan membandingkan sikap, persepsi dan faktor pendorong yang ada di masing-masing negara. Proses ini menghasilkan wawasan yang mendalam dan ‘fact base’ yang berguna untuk menghasilkan diskusi dan mendorong pemikiran tentang cara mendekatkan hubungan kedua negara. Penelitian ini tentu menekankan pentingnya peluang dan skala tantangan. Ini juga menunjukkan bahwa yang diperlukan adalah pendekatan jangka menengah hingga jangka panjang yang bersifat holistik; sebuah pendekatan yang berfokus pada sisi ‘masyarakat’ dan membangun keterlibatan emosional seperti halnya dengan manfaat ekonomi.

Secara komprehensif, tiga poin utama muncul saat merenungkan proyek dan membahas tentang keterlibatan.

Berpikir secara lokal, bukan internasional

Hubungan internasional tidak menjadi perhatian utama bagi sebagian besar orang. Faktor ini penting untuk dipertimbangkan saat menyusun strategi pelibatan. Negara perlu melibatkan warga dari kedua negara dalam topik yang relevan atau dalam bidang di mana manfaat pribadi jelas.

Hubungan membutuhkan pengertian dan empati

Di awal laporan, salah satu poin yang disampaikan adalah bahwa perbedaan antara kedua negara sangat besar dan ada kompleksitas domestik yang signifikan. Akan tetapi, saat Anda duduk dan mendengarkan orang-orang berbicara tentang kehidupan mereka, aspirasi mereka dan ‘apa yang penting’, banyak kesamaan akan muncul. Ini menekankan bahwa pengembangan hubungan dan pemupukan kepercayaan hanya akan terwujud dengan demistifikasi dan meningkatkan pemahaman. Hubungan hanya akan terjalin jika ada rasa hormat dan penghargaan terhadap nilai-nilai bersama.

Memikirkan hal-hal selain manfaat ekonomi

Tidak ada solusi sederhana untuk mendekatkan warga Indonesia dan Australia untuk kepentingan kedua negara. Strategi yang perlu didukung oleh sejumlah pilar – ekonomi, politik, sosial, budaya, dan sebagainya diperlukan. Fokus khusus untuk setiap negara juga diperlukan karena pola pikir, tantangan, dan peluang yang berbeda. Melalui semua hal ini, ada dukungan bagi negara-negara untuk membina hubungan yang lebih dekat – meskipun medannya lebih menantang di Australia.

Seiring dengan pengembangan strategi keterlibatan dan intervensi, strategi tersebut harus berlapis-lapis dan berfokus pada jangka menengah hingga jangka panjang. Inti dari setiap strategi perlu menjadi fokus dalam membangun ‘hubungan emosional’ yang jauh lebih kuat antara kedua negara. Tujuannya adalah untuk meningkatkan tingkat pemahaman dan empati agar dapat menciptakan hubungan yang sesungguhnya. Seiring waktu, kepercayaan juga akan terbangun. Meningkatnya kepercayaan juga akan menyediakan lingkungan yang tepat untuk memperkuat ikatan ekonomi yang penting bagi kemakmuran kedua bangsa dan aspirasi rakyat di masa depan.

Hasil lengkap penelitian dapat dilihat di microsite Laporan Persepsi Australia Indonesia.

Output

Laporan

https://aicperceptionsreport.com/

Media

  • The Jakarta Post: Indonesia and Australia – opportunities abound (Indonesia dan Australia – peluang yang melimpah)
    • Kenyataannya adalah bahwa negara-negara yang progresif dan berfokus eksternal cenderung memaksimalkan peluang untuk menjalin hubungan yang lebih dekat dengan negara tetangga penting dan mitra dagang, seraya mengurangi dampak dari perbedaan.
  • Tempo: Indonesia think highly of Australia – AIC Survey (Indonesia sangat menghargai Australia – Survei AIC)
    • Menurut penelitian terbaru yang dilakukan oleh Australia-Indonesia Centre (AIC), warga Indonesia sangat menghormati Australia sebagai negara tetangga.
  • The Age: Time to look beyond Bali (Saatnya melihat ke luar Bali)
    • Penelitian menunjukkan bahwa sudah saatnya bagi warga Australia untuk mengkaji ulang Indonesia dan untuk berpikir lebih dalam tentang peluang terkait kesadaran budaya bersama, program pendidikan dan pertukaran pelajar seperti New Colombo Plan, kemitraan bisnis, dan perjalanan dua arah yang melampaui Bali dan destinasi umum di Australia.
  • The Conversation: Between perceptions and realities of Australian-Indonesian attitudes: a view from Indonesia (Antara persepsi dan realita sikap Australia-Indonesia: pandangan Indonesia)
    • Menurut survei baru tentang persepsi warga Australia dan Indonesia, warga Indonesia merasa bahwa mereka memiliki pemahaman yang cukup memadai tentang Australia. Sebaliknya, hanya sedikit warga Australia yang merasa bahwa mereka memiliki pengetahuan yang memadai tentang Indonesia.
  • ABC News 24 – The World: How do Australians feel about Indonesians? (Bagaimana pendapat orang Australia tentang orang Indonesia?) (Klik untuk menonton video)
  • CNN Indonesia: Hubungan Indonesia Dan Australia (Klik untuk menonton video)
  • Liputan6: Survei: Hanya 19 Persen WN Australia Tahu Benar Soal Indonesia (Klik untuk menonton video)
  • BBC Indonesia: Apa kata orang Australia tentang Indonesia? (Klik untuk menonton video)
  • Asian Currents: People-to-people connections key to improving Australia–Indonesia understanding (Hubungan antarindividu adalah kunci untuk meningkatkan pemahaman tentang Australia-Indonesia)