Skenario adaptasi infrastruktur: laporan teknis
Pengembangan skenario adaptasi infrastruktur sangat penting bagi kota-kota yang ingin melompati tahapan menjadi WSC. Penelitian ini mengacu pada penilaian dasar indeks WSC untuk Bogor, tantangan yang dijabarkan dan peluang yang diusulkan untuk skenario adaptasi infrastruktur. Sebagian besar dari tantangan dan peluang ini umum terjadi di seluruh Indonesia dan dapat menjadi kerangka acuan untuk studi kasus di masa depan. Penelitian khusus tentang skenario adaptasi infrastruktur ini bertujuan untuk memberikan rekomendasi tingkat tinggi untuk strategi leapfrogging.
Penelitian ini menyoroti bahwa tantangan utama yang harus diatasi Bogor untuk melompat menjadi sebuah WSC adalah mengelola air dengan pola pikir ‘business as usual‘. Efek majemuk dari pertumbuhan penduduk dan perubahan iklim menambah tekanan pada praktik saat ini dan menyoroti kebutuhan akan solusi baru. Sebagian besar dari tantangan yang diidentifikasi dapat diubah menjadi peluang dengan menggunakan solusi inovatif, hemat biaya, dan kuat.
Pendekatan pemodelan dapat meningkatkan pemahaman tentang keterkaitan antara sistem air, penggunaan lahan, desain dan teknologi perkotaan jika digunakan secara efektif, terutama ketika ditemukan dalam data dan pemodelan kualitas. Selain itu, penelitian kami menemukan bahwa pelibatan pemangku kepentingan di awal proses pemodelan dapat meningkatkan kualitas opsi yang dikembangkan, meningkatkan literasi air, dan secara signifikan memengaruhi keberhasilan proyek pengelolaan sumber daya air.
Peluang yang diidentifikasi
Melalui lokakarya dan studi di Bogor, penelitian ini mengidentifikasi bahwa peluang dan tantangan terbesar dalam menerapkan strategi leapfrogging, dari perspektif adaptasi infrastruktur, tampak pada masyarakat Bogor. Tantangan dan peluang tersebut antara lain: memastikan tata kelola yang ramah air; meningkatkan modal masyarakat; mewujudkan keadilan bagi layanan penting; meningkatkan produktivitas dan efisiensi sumber daya; meningkatkan kesehatan ekologis; memastikan kualitas ruang kota; mempromosikan infrastruktur adaptif; dan mengubah tantangan menjadi peluang.
Membangun platform data yang kuat
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) bertanggung jawab atas pengumpulan, pengendalian mutu dan penyimpanan data meteorologi dan klimatologis untuk seluruh Indonesia. Lembaga pemerintah daerah dan badan penelitian juga mengumpulkan dan menyimpan dataset yang sudah dilokalisasi. Pendekatan terkoordinasi untuk pengumpulan data, pengendalian mutu, interpretasi, penyimpanan dan sosialisasi akan meningkatkan penyampaian informasi mengenai kebijakan air, pembangunan perkotaan dan desain infrastruktur, dan sangat penting bagi transisi Bogor menuju WSC.
Peningkatan berbasis data dalam literasi air dan modal masyarakat
Literasi air adalah cara masyarakat, ahli air dan pemangku kepentingan pemerintah memahami hubungan antara air, perubahan iklim, pertumbuhan penduduk dan masalah terkait air lainnya. Akses ke data yang relevan membantu pemangku kepentingan membuat keputusan berdasarkan informasi tentang berbagai masalah, mulai dari kesiapan menghadapi cuaca buruk hingga masalah sanitasi.
Kinerja pemodelan intervensi infrastruktur hijau
Dalam merancang opsi infrastruktur yang tangguh di bawah berbagai skenario perubahan iklim dan urbanisasi, ada peluang bagi Bogor untuk mendorong infrastruktur yang ramah air dengan memodelkan berbagai skenario yang tidak pasti dan menguji jalur adaptasi dengan elemen infrastruktur multi-fungsi terintegrasi yang memungkinkan.
Dalam mengembangkan desain perkotaan dan rekomendasi untuk studi kasus yang dipilih, peneliti kami menggunakan model neraca air untuk mengevaluasi siklus air di setiap lokasi dan menghitung permintaan saat ini akan air minum dan sanitasi, dengan memperhitungkan pertumbuhan penduduk dan intervensi tangki air hujan.
Misalnya, dengan asumsi bahwa curah hujan meningkat sebesar 25 persen dan penduduk kota meningkat hingga lebih dari dua kali lipat dari 12.258 orang pada tahun 2018 menjadi 26.631 orang pada tahun 2045, pemodelan neraca air dari Cibinong Situ Front City menemukan bahwa pemasangan tangki air hujan kecil 400 liter di setiap rumah (yang akan mengumpulkan air hujan dalam jumlah yang memadai untuk memenuhi kebutuhan menyiram toilet sebanyak 75 persen tahun ini) dapat mengurangi permintaan rumah tangga akan air yang perlu diimpor sebesar 35 persen.
Intervensi infrastruktur hijau seperti tangki hujan, lahan basah, dan kolam retensi juga dapat digunakan untuk mengimbangi bertambahanya permukaan kedap air dan beradaptasi dengan perubahan rezim limpasan. Penelitian pemodelan kami menunjukkan bahwa banjir dapat dikurangi dengan menerapkan teknologi infrastruktur hijau dan strategi pengelolaan daerah tangkapan air yang tepat.
Tim peneliti juga mengembangkan alat bernama ‘Alat Infrastruktur Hijau Berdasarkan Analisis Lokasi’, yang menganalisis beberapa variabel untuk menentukan penempatan infrastruktur hijau yang sesuai dalam daerah tangkapan air.
Pemodelan skenario sebagai sumber informasi yang digunakan dalam pembangunan, perencanaan, dan desain perkotaan
Pemodelan banyak jalur adaptasi di bawah berbagai skenario perubahan iklim, pertumbuhan penduduk dan urbanisasi memungkinkan perencana kota untuk mengembangkan rencana kontingensi untuk masa depan yang tidak pasti dan memberi saran kepada para pembuat kebijakan tentang cara mengatur pembangunan baru guna memastikan bahwa pendekatan yang ramah air diterapkan. Pemodelan juga dapat digunakan untuk menilai keamanan pasokan air bersih mengingat berbagai skenario penawaran dan permintaan. Memasukkan input pemangku kepentingan dalam proses perencanaan, pemodelan dan desain meningkatkan literasi air dan hubungan masyarakat dengan air yang sangat penting.
Penelitian kami melakukan penyesuaian terhadap model DAnCE4Water sesuai dengan konteks Bogor untuk menilai dan memahami dampak penggunaan lahan terhadap sistem air. Melalui data terbuka dan berbagai alat, DAnCE4Water dapat digunakan oleh para pemangku kepentingan untuk menilai dampak dari berbagai keputusan perencanaan kota terkait sistem air perkotaan dan mengidentifikasi opsi-opsi adaptasi yang potensial.
People
-
-
-
Dr M Yanuar Purwanto
Faculty Member, Civil and Environmental Engineering Department
Institut Pertanian Bogor (IPB) -
-
-