Asupan gizi rumah tangga dan reformasi perdagangan di Indonesia
Perdebatan mengenai kebijakan perdagangan (pada khususnya, liberalisasi perdagangan) sejauh ini terbatas pada ukuran kesejahteraan sehubungan dengan kontribusi pada pertumbuhan ekonomi, dampak terhadap produktivitas, dan premi upah keterampilan, demikian juga konsekuensi distribusi dari kebijakan tersebut dalam hal siapa yang menang dan siapa yang diuntungkan dari hal tersebut. Proyek ini bertujuan untuk membawa lebih jauh perdebatan ini ke dalam bidang kesehatan. Pada khususnya, proyek ini mempelajari bagaimana reformasi perdagangan dapat mempengaruhi konsumsi gizi rumah tangga. Untuk itu, kami mempelajari hubungan kausalitas antara paparan bidang perdagangan terhadap perilaku konsumsi gizi, mengendalikan faktor unik dalam rumah tangga dan di tingkat regional.
Penelitian bertujuan untuk menginvestigasi sejauh apa reformasi perdagangan (contoh pengurangan tarif) berdampak pada kualitas kesehatan dalam rumah tangga, yang diproksi melalui konsumsi gizi. Proyek ini juga mempelajari heterogenitas di tingkat kabupaten tentang tanggapan rumah tangga terhadap kebijakan pemerintahan pusat.
Penelitian ini mengambil dataset dari survei Sosio-ekonomi Indonesia (SUSENAS) di tahun 1999, 2005, dan 2011 serta menganalisis pola konsumsi rumah tangga yang terperinci. Metode utama yang digunakan merupakan pendekatan pseudo-panel untuk menilai variasi antara dan dalam periode data yang berbeda serta pengelompokan daerah (tingkat kabupaten).
Penelitian juga khusus mempelajari bagaimana rezim perbedaan berkaitan dengan konsumsi gizi rumah tangga, atau kemungkinan suatu rumah tangga menjadi kurang bergizi. Lalu, penelitian tersebut mencari tahu sejauh mana kemungkinan kausalitas tersebut terjadi. Hipotesa sementara dari penelitian adalah paparan rumah tangga terhadap perdagangan (contoh hidup dalam situasi dimana konsumsi harian dipengaruhi oleh harga di negara lain) dapat mempengaruhi bagaimana anggota rumah tangga bereaksi terhadap apa yang dikonsumsinya. Hal ini meliputi gizi sehingga mempengaruhi keadaan kesehatan di dalam rumah tangga.
Kami menemukan indikasi korelasi negatif antara tarif output pasar dengan asupan, tetapi korelasi positif antara tarif input dengan asupan gizi. Dampak akhir akan bergantung kepada tarif sebenarnya yang dikenakan pada salah satu atau kedua pasar.