Energi terjangkau dan berkesinambungan bagi semua – mentransformasi pasokan listrik di Australia dan Indonesia

Cluster Energi berupaya untuk mencari cara agar dapat meningkatkan akses terhadap energi terjangkau dan dapat diandalkan yang mampu mentransformasi masyarakat. Bagi sebagian besar orang Australia dan Indonesia, energi tersebut masih berasal dari grid nasional. Namun ada sekitar 67 juta orang Indonesia – hampir sepertiga populasi negara – yang tidak berada di dalam grid. Mereka antara mengandalkan listrik berbiaya mahal dari sumber tak terbarukan – seringkali berupa diesel – atau bahkan tidak memiliki layanan listrik sama sekali. Kondisi demikian memberikan tantangan tersendiri bagi pembangunan berkelanjutan di Indonesia. Untuk mencapai tujuan cakupan listrik pemerintah Indonesia sebanyak 90 persen pada tahun 2020, maka hasil pembangkit listrik harus mengalami pertumbuhan sebesar sembilan persen setiap tahun.

Australia juga memiliki banyak wilayah terpencil masyarakat adat, kepulauan, dan pertambangan yang sangat tergantung pada listrik mahal yang dihasilkan dari diesel yang membawa pencemaran. Selain itu, konsep grid energi mulai berubah. Sebagai contoh, beberapa daerah sub-urban baru Australia dapat menggunakan energi terbarukan seperti tenaga surya dan angin, didukung dengan storage baterai dan gas, agar dapat menciptakan microgrid yang pada hakikatnya dapat beroperasi mandiri dari grid listrik nasional.

Cara terbaik untuk mentransformasi pasokan energi di kedua negara mungkin tidaklah sederhana. Dalam konteks masyarakat yang belum terkoneksi dengan grid andal, ada peluang untuk melompati tahap umum menuju adopsi ‘grid masa depan’, yang sekaligus dibangun sesuai dengan kebutuhan daerah. Kedua negara juga memiliki cadangan batubara, gas alam dan bahan bakar fosil lain dalam jumlah besar, namun telah berkomitmen untuk melakukan dekarbonisasi sistem energi.

Tujuan cluster ini adalah untuk menciptakan solusi daerah melalui pengkajian, pembuatan model, dan uji coba microgrid, sekaligus mempelajari strategi nasional melalui model pelaksanaan microgrid, meninjau opsi teknologi di masa depan, dan mengidentifikasi kerangka kebijakan dan regulasi yang diperlukan.

Beberapa tema spesifik yang ada yaitu:

  • Jaringan microgrid dan daerah terpencil. Tema ini fokus pada kajian teknis dan ekonomi dari opsi penyediaan listrik terdesentralisasi, dikonfigurasikan sebagai microgrid dengan tingkat substansial sumber energi terbarukan dan penyimpanan energi. Pekerjaan ini penting bagi Australia dan Indonesia karena mencakup jaringan off-grid dan microgrid yang terkoneksi melalui grid. Di Indonesia, microgrid dianggap sebagai solusi kunci untuk elektrifikasi lokasi terpencil dan area kepulauan, sementara di Australia microgrid dipertimbangkan untuk dikembangkan di wilayah perkotaan, sebagai mekanisme mitigasi biaya, dan di daerah terpencil untuk memberikan alternatif pembangkit listrik terjangkau selain diesel. Tema ini fokus pada cara-cara yang lebih baik untuk merancang microgrid yang dapat mengintegrasikan teknologi baru, seperti tenaga surya PV, baterai, dan grid pintar, dengan teknologi skala kecil seperti biomass dan micro-hydro.
  • Jalur transformasi sistem energi. Tema ini menginvestigasi pengembangan penyediaan listrik secara terpusat, termasuk komprominya dengan microgrid. Tujuannya adalah untuk menciptakan sebuah model yang dapat memetakan masa depan energi di tingkat sistem, membantu pengambilan keputusan oleh investor, pembuat kebijakan dan masyarakat tentang strategi terbaik yang dapat mencapai bauran teknologi dengan nilai ekonomis yang paling optimal.
  • Kajian teknologi. Keputusan, model dan desain yang dibangun di kedua tema di atas sangat bergantung pada karakteristik teknologi baru. Beberapa variabel penting antara lain biaya, kemudahan integrasi, dan waktu pengerahan. Selain itu, ketersediaan sumber pasokan energi (feedstock) atau sumber daya energi seringkali berbeda-beda tergantung wilayah geografisnya, dan biaya modal akan turun dengan signifikan dari waktu ke waktu seiring dengan hadirnya teknologi yang lebih baru. Memahami dan membuat model tentang bagaimana karakteristik teknologi baru dapat berubah merupakan bidang studi yang relatif baru, begitupula dengan penggunaan model untuk membuat keputusan investasi. Seluruh metode ini perlu ditingkatkan untuk menciptakan tingkat keyakinan dalam berbagai model investasi.

 

People