Menikmati kehidupan sehari-hari di Australia-Indonesia

Proyek ini membahas masalah-masalah utama di bawah tema Australia-Indonesia Centre tentang budaya dan identitas, kaum muda, dan generasi. Melanjutkan studi sebelumnya, penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki dan membayangkan skenario yang mungkin terjadi di mana lebih banyak warga Australia dan Indonesia memiliki hubungan yang akrab dan produktif.

Proyek kecil ini berupaya untuk mengungkap hubungan antarwarga Australia-Indonesia yang tidak bersifat pribadi, namun belum diketahui secara luas dan layak mendapatkan pengakuan dan apresiasi yang lebih besar. Hasil temuan dapat menunjukkan cara untuk menjalin persahabatan antara kedua negara tetangga.

Banyak upaya telah dilakukan di Australia untuk meningkatkan ketertarikan masyarakat pada Indonesia dan warisan budaya. Sebagian besar dari acara ini boros dan memakan biaya. Sayangnya, sebagian besar acara hanya diselenggarakan satu kali atau ad-hoc, tanpa dokumentasi atau tindak lanjut yang sistematis. Dengan berorientasi pada masa depan, proyek ini bertujuan untuk mengeksplorasi cara untuk menjalankan serangkaian kegiatan, tidak peduli seberapa sederhana atau kecil, yang akan bertahan dan berkembang dalam jangka panjang. Proyek ini mengumpulkan materi dan cerita sebagai inspirasi potensial bagi hubungan Australia-Indonesia di masa depan. Materi-materi ini menunjukkan momen keseharian persahabatan Australia-Indonesia yang, karena berbagai alasan, belum banyak diketahui.

Tim peneliti melakukan 30 wawancara mendalam dengan warga Indonesia dan Australia yang tinggal dan bekerja di Jakarta (10 orang yang diwawancarai), Denpasar (10), dan Yogyakarta (10). Responden yang diwawancarai dipilih berdasarkan usia dan telah tinggal selama paling tidak satu tahun di Australia (untuk warga negara Indonesia) dan Indonesia (untuk warga negara Australia).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor pendorong terkuat untuk tinggal dan memahami negara lain adalah pendidikan tinggi. Melalui beasiswa untuk mendapatkan gelar pendidikan yang lebih tinggi dan program pertukaran bahasa, responden yang diwawancarai dapat lebih mengenal dan berhubungan langsung dengan negara lain.

Dengan pemikiran ini, focus group discussion lanjutan di tiga kota tersebut melibatkan warga Indonesia, yang sebagian besar merupakan alumni universitas Australia. Peserta diskusi adalah pekerja LSM, seniman, pejabat pemerintah, ibu rumah tangga dan aktivis sosial.

Hasil temuan menunjukkan bahwa hubungan non-pribadi yang paling signifikan antara kaum muda Indonesia dan Australia umumnya terjalin di bidang seni dan budaya. Wawasan tentang kopi dan budaya film independen diperoleh dari diskusi di Jakarta dan Yogyakarta. Dengan demikian, lokakarya terakhir di Jakarta berfokus pada keterkaitan antara dua aspek ini saat memilih peserta untuk kegiatan penutupan.

Temuan dan Rekomendasi

Dengan mengembangkan pengetahuan yang ada, proyek ini mengeksplorasi domain di mana warga ‘biasa’ di kedua negara berpartisipasi setiap harinya, serta hubungan sosial yang telah terbangun dari waktu ke waktu. Proyek ini bertujuan inklusif, berfokus pada warga dengan tingkat modal ekonomi, politik atau budaya yang tergolong rata-rata.

Sebagian warga Australia dan Indonesia sudah menjalin hubungan yang akrab atau produktif antara Australia-Indonesia, dan telah membuat capaian besar di bidang mereka. Sebagian besar melakukannya tanpa diketahui banyak pihak. Kisah-kisah mereka dapat menjadi contoh untuk menginspirasi orang lain. Proyek ini mengkaji kasus-kasus mereka, dan mencari cara untuk mengakui capaian, layanan, dan dampak potensial terhadap masa depan persahabatan Australia-Indonesia.

Tim peneliti menemukan bahwa ‘budaya kopi’ merupakan area yang mendorong hubungan antara warga Australia-Indonesia, area ini signifikan tetapi cenderung tidak banyak diketahui padahal berpotensi untuk memberikan dampak yang lebih dalam di kedua negara. Seiring perkembangannya, hubungan yang terjalin melalui ‘budaya kopi’ dapat meluas ke bidang-bidang lainnya, termasuk pembuatan film independen dan pemutaran film, serta pembangunan inklusif di daerah pedesaan penghasil kopi.

Area lain terkait hubungan antarindividu yang dikaji adalah asosiasi olahraga dan pemuda.

Budaya Kopi: Indonesia adalah salah satu negara yang paling kaya akan varietas kopi di dunia, sementara Australia konon merupakan salah satu ‘spesialis kopi’ terkemuka baru di dunia. Alih-alih berfokus pada kopi sebagai komoditas, para peneliti mengumpulkan cerita tentang warga Indonesia dan Australia yang telah secara diam-diam tetapi sangat aktif terlibat dalam upaya pertama untuk membawa ‘budaya kopi’ ke tingkat kemitraan selanjutnya antara individu dan masyarakat di kedua negara. Tim peneliti terinspirasi oleh pengalaman Siti Maryam Rodja (Baraka Nusantara, Nusa Tenggara-Brisbane) dan Jeffrey Neilson (University of Sydney, Sydney-Toraja). Keduanya memelopori kerja sama di tingkat tapak antara petani kopi Indonesia dan pemanggang kopi di Australia. Kisah-kisah mereka menunjukkan potensi besar dari hubungan antarindividu di area baru yang dapat memberikan dampak yang melampaui kedua negara tersebut.

Film Independen: Di Indonesia, budaya kopi merupakan fenomena perkotaan baru, yang secara khusus tampak menonjol di kalangan anak muda dan komunitas film independen. Beberapa kegiatan terkait film yang ada melibatkan Indonesia dan Australia adalah ReelOzInd !, EngageMedia, dan Festival Sinema Indonesia-Australia. Kopi hampir selalu disajikan dalam acara kumpul-kumpul kecil di kafe untuk membicarakan seni, film, dan masalah sosial.

Komunitas dan Asosiasi Pemuda: Pemuda di Indonesia mengatur diri sesuai dengan jenis hubungan yang mereka miliki dengan teman-teman Australia mereka. Sebagian membentuk komunitas hobi dan yang lainnya membentuk organisasi yang lebih formal. Mereka menyuarakan berbagai jenis aspirasi terkait hubungan di masa depan. Conference of  Australian and Indonesian Youth dan Australia-Indonesia Youth Association menuai pujian, tetapi banyak jaringan lain juga telah berkembang selain dua organisasi terkenal ini.

Rekomendasi

  • Penelitian yang lebih mendalam dan hibah untuk studi mengenai budaya kopi Australia-Indonesia dan dukungan bagi petani kopi pedesaan di Indonesia sebaiknya ditingkatkan. Petani kopi dan aktor lokal di Indonesia dapat dibekali pelatihan secara lebih memadai melalui berbagai platform media.
  • Dukungan lebih lanjut untuk pembuatan film independen dan non-komersial serta acara budaya lainnya, yang menyoroti dan merayakan aspek non-pribadi dari hubungan Australia-Indonesia di luar jalur diplomasi strategis umum yang dipimpin oleh negara serta industri skala besar dan perusahaan keuangan.
  • Festival yang merayakan budaya kopi dan kisah-kisah aktivis sosial komunitas menjadi tempat potensial untuk memperkuat hubungan antarwarga Australia-Indonesia dengan cara yang akrab dan bermakna. Festival kopi/film di bawah mini study kami menyoroti pentingnya kisah-kisah yang disampaikan dalam film dokumenter pendek.

People

Outcomes

Media

Celebrating Everyday Life in Australia-Indonesia Neighbourhood

Seminar

Public Seminar, ‘Celebrating the everydayness of the Australia-Indonesia relationship’, St Ali Jakarta, 15 November 2018