Memutus rantai kebiasaan merokok tembakau oleh Generasi Z dengan mengubah perspektif pelajar sekolah
Tembakau merupakan penyebab utama dari penyakit tidak menular (PTM) di Indonesia. Tiap tahunnya, menurut Tobacco Atlas, terdapat lebih dari 220,000 orang yang meninggal di Indonesia akibat penyakit yang disebabkan oleh merokok. Ada estimasi sebesar dua juta perokok muda di Indonesia – sekitar satu dari lima pelajar. Masalahnya berupa kurangnya pendidikan dini atas bahaya dari tembakau. Para pelajar merokok karena tekanan dari teman-teman sebayanya dan iklan tembakau, yang masih belum dilarang di Indonesia. Anak-anak dapat terpapar dengan iklan tembakau baik secara luring maupun daring. Penegakan hukum masih lemah, dengan banyaknya pelanggaran aturan bebas tembakau di area umum atau bahkan di dalam area sekolah. Sebagian besar pelajar terpapar oleh rokok dari rumah mereka dan tempat-tempat umum. Hal tersebut akan memicu mereka untuk merokok atau menjadi perokok pasif.
Smoke-Free Agents memberikan edukasi kepada pelajar Generasi Z (mereka yang lahir di tahun 1998 sampai tahun 2010) tentang pentingnya untuk membuat pilihan sehat dari usia muda dan hidup tanpa tembakau. Generasi Z merupakan target dari kegiatan pemasaran dalam industri tembakau, dan hal tersebut perlu disadari oleh para pelajar. Dalam era dimana akses internet itu mudah, para pelajar tidak selalu mengetahui informasi mana yang benar atau salah. Program GEN-Z PINTAR (Para Pelajar Indonesia yang Bebas-Tembakau) membantu pelajar untuk membuat pilihan yang lebih baik, termasuk tentang apa yang akan mereka konsumsi. Anak muda didorong untuk menggunakan kreativitas dan pengaruh mereka untuk mengakhiri konsumsi tembakau dengan menjadi bagian dari edukator dan advokasi bebas-rokok. GEN-Z PINTAR mendorong mereka untuk menjadi bagian dari generasi bebas-tembakau dan tidak menjadi “perokok pengganti”. GEN-Z PINTAR membangun karakter pelajar agar menjadi generasi yang berani untuk mengemukakan pendapat dan membuat perubahan.
Iklan tembakau merupakan salah satu faktor yang meyakinkan anak-anak untuk merokok. Penelitian menunjukan bahwa paparan iklan dan promosi rokok sejak usia muda akan meningkatkan tanggapan positif atas tembakau atau merokok, serta mendorong anak muda untuk terus merokok atau memulai merokok lagi setelah sebelumnya berusaha untuk berhenti.
Penelitian ini menampilkan hasil survei yang selesai pada bulan Mei 2018, dari para pelajar di tiga sekolah terpilih di Jakarta. Survei tersebut dilakukan terhadap 83 pelajar, berusia dari 13 hingga 17 tahun pada satu sekolah menengah pertama, satu sekolah kejuruan, dan satu sekolah swasta. Survei tersebut dilakukan sebelum dan setelah pelajar bergabung dalam program GEN-Z PINTAR, selama tiga jam di kelas.
Menurut hukum, sekolah seharusnya merupakan tempat yang bebas rokok, bebas dari penjualan rokok, dan kegiatan iklan atau promosi rokok. Laporan ini menunjukan bahwa para pelajar di sekolah-sekolah yang disurvei masih terpapar dengan iklan tembakau dan pengetahuan mereka akan tembakau diragukan, terutama mengenai iklan tembakau dan taktik industri untuk memikat pelanggan baru.
Intervensi PINTAR di sekolah-sekolah meliputi penjelasan atas motivasi dan tujuan para pelajar, menerangkan iklan tembakau, dan bagaimana Generasi Z itu ditargetkan sebagai pelanggan baru, efek psikologis dari iklan, mengetahui fakta mengenai rokok, dan menyanggah mitos dari kontribusi tembakau terhadap ekonomi nasional dan kesejahteraan sosial.
Proyek ini menemukan bahwa 100 persen pelajar memahami tentang bahayanya merokok dan merokok dapat menjadi kecanduan untuk jangka waktu lama. Namun, banyak pelajar tidak mengetahui bahaya dari iklan rokok. Mereka juga masih mempercayai bahwa industri tembakau itu memberikan manfaat bagi negara, sebanyak 78 persen menyebutkan bahwa mereka tidak tahu bahwa kerugian terhadap ekonomi yang disebabkan oleh merokok itu lebih tinggi daripada penghasilan dari industri tembakau. Sementara itu, 22 persen pelajar juga mengira bahwa tembakau merupakan bagian dari kebudayaan Indonesia. Lebih jauh, 54 persen pelajar tidak menyadari format pemasaran dari promosi tembakau yang termasuk musik, beasiswa dan sponsor kegiatan olah raga. Para pelajar juga mengakui bahwa mereka terpapar oleh iklan rokok sewaktu mereka menjelajahi internet.
Setelah presentasi dari GEN Z PINTAR, ketidaksetujuan mereka dengan pemasaran tembakau menjadi meningkat. Mereka tidak setuju bahwa tembakau dapat diiklankan di televisi (93 persen), di luar ruangan (95 persen), di ajang musik dan olahraga (88 persen), pendidikan dan beasiswa (90 persen). Metode yang mendiskreditkan tembakau tersebut sukses, sebanyak 95 persen pelajar mengatakan bahwa merokok itu tidak keren. Meski pesan dari iklan dan promosi tembakau yang terpapar kepada mereka, 96 persen pelajar menyetujui bahwa industri tembakau tidak peduli pada kesehatan dan kehidupan manusia. Program GEN Z PINTAR mengaplikasikan metode pendidikan yang interaktif yang fokus mengenai membentuk persepsi keren di kalangan pelajar, strategi industri tembakau, dampak tembakau dan beban ekonomi di Indonesia.
Laporan ini menunjukan bahwa walaupun banyak informasi yang didapat pelajar dari internet atau sumber lainnya, iklan tembakau tidak dapat dihindari. Penerimaan mereka atas normalnya produk dan iklan tembakau masih tinggi tetapi intervensi dan pendidikan membantu merubah sikap mereka tembakau.