Survei dasar tentang kebutuhan, konsumsi dan sumber produksi energi di Pualu Bintan

Tenaga listrik yang memadai, dapat diandalkan dan berkesinambungan merupakan hal penting bagi pembangunan ekonomi dan sosial di pulau-pulau di Indonesia. Saat ini, ada banyak sistem tenaga listrik di pulau yang bergantung pada pembangkit diesel yang mahal, mencemari lingkungan dan tidak berkesinambungan. Perencanaan dan pengembangan sistem alternatif dihambat dengan kurangnya data tentang kebutuhan dan sumber daya dari masyarakat setempat. Proyek ini bertujuan untuk mendokumentasikan sumber tenaga yang ada dan memberikan data baseline tentang perilaku konsumen di pulau Bintan di propinsi Kepulauan Riau.

Para peneliti melaksanakan survei terhadap 360 individu tentang kebutuhan energi rumah tangga di Bintan. Hasil survel dianalisa secara statistik, dan digunakan untuk membuat model distribusi nilai tenaga listrik dan penyimpanannya untuk meningkatkan tingkat reliabilitas dan mengurangi emisi gas rumah kaca.

Survei dilakukan secara tatap muka oleh para relawan terlatih di tiga kabupaten. Setelah mengumpulkan informasi demografik dasar, pertanyaan di bagian energi terdiri dari dua bagian. Bagian satu mencoba untuk membuat profil konsumsi energi dan belanja energi rumah tangga. Pewawancara juga melaksanakan audit tingkat tinggi pada perangkat listrik rumah tangga, dengan menekankan pada pengguna daya listrik tinggi seperti sistem pendingin udara, komputer dan microwave oven, yang dapat dimasukkan ke dalam analisis untuk mengestimasi profil konsumsi energi untuk setiap tempat tinggal.

Bagian kedua fokus pada tema pemadaman listrik, dengan beberapa pertanyaan tentang frekuensi rata – rata dan durasi listrik padam, metode listrik cadangan dan pendapat responden tentang ketidaknyamanan dari adanya pemadaman listrik yang relatif cukup sering.

Akhirnya, para responden diminta idenya tentang cara memperbaiki situasi yang ada, berikut dengan serangkaian pertanyaan yang menjajaki kemungkinan hal-hal yang rela dilakukan oleh responden, baik secara perilaku dan ekonomi, agar dapat memiliki pasokan listrik tanpa gangguan dan dapat diandalkan.

Jelas bahwa konsumsi listrik bulanan memiliki korelasi positif yang signifikan dengan semua variabel. Hal ini mudah dipahami, dimana variabel mencerminkan ukuran tempat tinggal, kepelmilikan perangkat dan status finansial, sehingga peningkatan di salah satu variabel dapat mudah diasosiasikan dengan peningkatan konsumsi listrik. Di antara semua variabel, penggunakan listrik berkorelasi paling kuat dengan jumlah watt yang saling terkoneksi, pendapatan rumah tangga, jumlah televisi dan jumlah pendingin udara. Variabel yang mewakili ukuran tempat tinggal (jumlah kamar tidur dan jumlah orang yang tinggal) memiliki tingkat korelasi yang lebih lemah terhadap konsumsi listrik.

People