Australia-Indonesia: Penelitian kualitatif tentang sikap dan intervensi saat ini (2015)
Proyek ini mengeksplorasi sikap warga Indonesia dan warga Australia terhadap satu sama lain, menggunakan pendekatan multi-metode yang terdiri dari dua bagian. Tujuan utama dari proyek ini adalah untuk membentuk kerangka kerja dan dasar untuk penelitian empiris yang sedang berlangsung, untuk berkontribusi pada pengembangan peta jalan penelitian untuk meningkatkan pemahaman tentang hubungan Australia-Indonesia.
Bagian pertama dari proyek ini berfokus pada adaptasi perangkat lunak Linguistic Inquiry Word Count (LIWC) untuk memahami hubungan Australia-Indonesia, termasuk pengembangan versi Bahasa Indonesia dari perangkat lunak untuk menganalisis teks-teks dalam Bahasa Indonesia.
Tujuannya adalah untuk menerjemahkan, mengadaptasi, dan memvalidasi perangkat lunak LIWC, serta menguji coba kamus LIWC Indonesia ini dalam menganalisis konten media online. Upaya ini disertai dengan penggunaan LIWC versi bahasa Inggris untuk menganalisis surat kabar Australia.
Tujuan kedua adalah untuk menyediakan data dasar kualitatif tentang sikap warga Australia terhadap Indonesia dan sebaliknya, serta untuk menyarankan tema penelitian yang dapat dieksplorasi lebih lanjut dengan menggunakan metode penelitian kualitatif atau kuantitatif.
Bagian satu
Tahap proyek ini melibatkan penerapan perangkat lunak LIWC untuk menganalisis hubungan Australia-Indonesia. Yang paling penting dari segi keberlanjutan, upaya ini melibatkan penerjemahan, adaptasi dan validasi perangkat lunak untuk digunakan dalam Bahasa Indonesia dan nantinya sebagai alat untuk memahami konteks Indonesia. Untuk menguji coba penggunaan LIWC, kami memilih dua media dari Indonesia dan dua media dari Australia. Kami melakukan textual data scraping untuk konten dari media tersebut sebelum, selama dan setelah tanggal terjadinya peristiwa penting yang menarik bagi Australia dan Indonesia.
Melalui penerjemahan dan validasi perangkat lunak LIWC yang digunakan dalam menganalisis teks Bahasa Indonesia, kami menyediakan alat unik yang dapat digunakan untuk menjawab berbagai pertanyaan penelitian, termasuk (tetapi tidak terbatas pada) pemeriksaan konten media online yang sedang berlangsung.
Bagian kedua
Tujuan tahap ini adalah untuk menetapkan data kualitatif dasar tentang sikap di kedua negara dengan menentukan tema-tema yang relevan dengan hubungan Australia-Indonesia. Data kualitatif dikumpulkan melalui focus group yang dilakukan di Australia dan Indonesia, diikuti oleh analisis tematik dari data yang diperoleh. Tema-tema yang dibahas dalam focus group kemudian diperiksa terkait dengan temuan awal LIWC dan studi sejarah yang dilakukan oleh Monash secara paralel dengan penelitian ini.
Walaupun hasil temuan mengenai sikap warga Australia terhadap Indonesia dan sebaliknya (misalnya ambivalensi) bukanlah hal baru, karena tetap stabil dari waktu ke waktu, temuan ini harus dimasukkan dalam penelitian kualitatif atau kuantitatif longitudinal, dan mencakup konsep-konsep seperti persepsi tingkat kepercayaan, rasa hormat dan pengertian/pengetahuan lintas dua budaya.
Arah untuk penelitian lebih lanjut
Penelitian kualitatif dan kuantitatif di masa depan harus mengumpulkan bukti empiris terkait pengaruh berbagai faktor (seperti usia, pengalaman travel, kontak pribadi, pendidikan, dan kawasan) terhadap persepsi (termasuk stereotip) warga Australia/Indonesia. Selain itu, penelitian di masa depan harus mempertimbangkan tema identitas nasional dan persepsi perbedaan antarkelompok dari perspektif psikososial. Misalnya, apa artinya menjadi warga Australia, dan apakah berbagai identitas ‘warga Australia’ memengaruhi persepsi, dan sikap terhadap ‘orang lain’?
Mengeksplorasi peran media
Penelitian di masa depan harus berfokus pada pengumpulan bukti empiris tentang cara media melaporkan tentang Indonesia/Australia dan merangkai peristiwa-peristiwa penting yang relevan bagi kedua negara, serta mengeksplorasi pola dan bias di berbagai media yang dapat berdampak pada persepsi umum dan sikap masyarakat. Perangkat lunak LIWC dapat digunakan sebagai alat yang berguna untuk memberikan kontribusi dalam meningkatkan pemahaman tentang dampak yang mungkin ditimbulkan oleh media.
Artikel-artikel seputar peristiwa penting dalam hubungan Australia-Indonesia dianalisis dari dua surat kabar utama Indonesia: Jawa Pos dan Kompas. Selain perbedaan yang berasal dari perbedaan ideologi dan pembaca yang menjadi sasaran media ini, proses analisis menghasilkan beberapa temuan menarik. Kami menemukan, misalnya, bahwa artikel yang meliput skandal mata-mata Australia cenderung lebih banyak mencerminkan kemarahan dibandingkan dengan artikel lainnya di Kompas, dan lebih banyak mencerminkan kemarahan yang disertai dengan kecemasan di Jawa Pos yang lebih konservatif. Selain itu, Kompas cenderung menggunakan bahasa lebih objektif yang mencakup lebih banyak jumlah dan angka ketika membahas skandal mata-mata dibandingkan dengan Jawa Pos. Efek dari perbedaan-perbedaan dalam bahasa terhadap opini publik perlu diselidiki lebih lanjut.
Ini dapat dilakukan dengan menganalisis komentar yang dituliskan oleh masyarakat Indonesia di situs web berita tentang artikel tertentu. Ini bisa juga dilakukan dengan melakukan survei mendalam yang didasari oleh temuan dari studi/penelitian awal.
Analisis yang dilakukan pada media Indonesia direplikasi dalam konteks Australia dengan menganalisis artikel mengenai peristiwa penting yang sama dari Sydney Morning Herald dan Daily Telegraph. Kami menemukan perbedaan signifikan dalam cara media yang lebih progresif melaporkan peristiwa tersebut, dibandingkan dengan media yang lebih konservatif secara ideologis. Perbedaan-perbedaan ini dan pengaruhnya terhadap opini publik, dan lebih khusus lagi terhadap sikap terhadap Indonesia, perlu diselidiki lebih lanjut dalam survei kuantitatif yang komprehensif dan dalam analisis lebih lanjut dari bahasa yang digunakan oleh masyarakat (dalam komentar online tentang artikel tertentu). Analisis dan survei semacam itu akan memungkinkan para peneliti untuk memberikan jawaban yang lebih konkret dan bukti empiris tentang efek dari pelaporan media dan penyampaian peristiwa-peristiwa penting pada sikap warga Australia terhadap Indonesia.
Kamus LIWC Indonesia harus dikembangkan lebih lanjut dan diperluas untuk memasukkan istilah yang dapat digunakan dalam platform media sosial seperti Twitter, tetapi juga digunakan oleh masyarakat di kolom komentar yang ditemukan di berbagai media.
Meningkatkan kesadaran budaya dan kemahiran berbahasa
Program, acara, dan intervensi yang meningkatkan kesadaran dan visibilitas budaya Australia di Indonesia (di luar politik dan di luar Bali) harus dipertimbangkan. Program yang ditujukan untuk meningkatkan kemahiran bahasa (Inggris dan Indonesia) juga harus didorong (misalnya, pertukaran pelajar).
People
Outcomes
Alat analisis
Pengembangan versi bahasa Indonesia dari alat perangkat lunak analisis teks psikologis yang ada (Linguistic Enquiry and Word Count atau LIWC).
Laporan
Misajon, RoseAnne; Manns, Howard; Bliuc, Ana-Maria; Iqbal, Muhammad (2017): ‘Australia-Indonesia Attitudes and Understanding Research: Qualitative research of contemporary attitudes and interventions.’ (Penelitian tentang Sikap dan Pemahaman Australia-Indonesia: Penelitian kualitatif tentang sikap dan intervensi saat ini ) figshare. Paper. https://doi.org/10.4225/03/589a51d9e7b7d
Dr Misajon, Dr Manns dan Bapak Iqbal mempresentasikan hasil temuan pada Australia-Indonesia Attitudes Seminar di bulan Mei 2016. https://youtu.be/6RIVzxSNog0