Pedoman untuk penerapan infrastruktur hijau

Reputasi Bogor sebagai ‘kota hujan’ dan ‘kota di dalam taman’ menunjukkan bahwa kota ini ideal untuk transformasi menjadi Kota Ramah Air. Dengan tanaman hijau alami, fasilitas dan kebun botani yang menarik orang ke kota Bogor, pentingnya tanaman hias terlihat jelas di seluruh kota. Pemerintah berupaya untuk mengembangkan fondasi ini menjadi kota hijau di masa depan. Air juga merupakan fitur utama Bogor dan umumnya diyakini membawa keberuntungan. Bogor terletak di hulu Jakarta di tepi Sungai Ciliwung dan Sungai Cisadane, dan di samping ratusan danau alami.

Posisi hulu ini berarti bahwa pengelolaan air Bogor sangat penting bagi Jakarta, dengan pepatah lokal bahwa jika Bogor mengalami hujan, Jakarta akan mengalami banjir. Modal alam, sosial, dan politik ini adalah dasar yang kuat untuk penerapan teknologi pengolahan air yang ramah lingkungan atau infrastruktur hijau, yang memanfaatkan proses penyaringan alami.

Infrastruktur hijau-biru tertentu atau teknologi hijau, yang disebut sebagai infrastruktur hijau (GI), memiliki fungsi masing-masing dalam menyediakan layanan air penting seperti pengolahan air, pelambatan aliran air, penyimpanan untuk penggunaan kembali, dan manfaat sekunder seperti nilai lanskap dan pendinginan perkotaan. Hal-hal ini dapat diterapkan pada berbagai skala dan digunakan untuk berbagai keperluan (khususnya pertanian perkotaan, produksi pangan, dan sebagainya). Hampir semua infrastruktur hijau membutuhkan vegetasi dan tanah dengan volume, kandungan nutrisi, dan karakteristik drainase yang memadai. Trotoar berpori dan tangki air hujan merupakan pengecualian. Keduanya dianggap sebagai teknologi yang ramah air dan memiliki dampak lingkungan yang relatif rendah; mirip sistem berbiaya rendah dan berenergi rendah sehingga dianggap sebagai bagian dari kelompok yang sama.

Pemilihan sistem GI yang akan digunakan dalam desain perkotaan sangat penting untuk berbagai jenis pengelolaan air. Dalam model kota yang ramah air, infrastruktur hijau digunakan untuk pengolahan air hujan, pelambatan/pengendalian aliran air dan penyimpanan untuk penggunaan kembali. GI juga dapat memberikan manfaat sekunder seperti meningkatkan tampilan dan nilai lanskap, pendinginan perkotaan dan mitigasi banjir. Sebagian besar teknologi hijau bersifat multi-fungsi, dapat diterapkan pada berbagai skala dan digunakan untuk berbagai keperluan. Dengan manfaat ini, GI dapat membantu memperkuat perekonomian Bogor dan meningkatkan kesehatan dan kualitas hidup penghuninya.

Langkah-langkah infrastruktur hijau untuk mengolah, mengendalikan atau menyimpan air harus dipilih berdasarkan karakteristik setiap lokasi, tujuan perencanaan kota dan manfaat yang ingin diperoleh oleh masyarakat atau kota. GI memberikan manfaat lingkungan, sosial-budaya dan ekonomi bagi masyarakat. Manfaat lingkungan meliputi:

  • Pengolahan kualitas air (dengan menghilangkan polutan).
  • Mitigasi banjir (dengan memperlambat aliran).
  • Melindungi kesehatan manusia dan ekologi.
  • Menyediakan sumber air untuk digunakan kembali (melalui panen air hujan atau pengolahan dan penggunaan kembali air limbah domestik).
  • Meningkatkan keamanan dan ketahanan air serta mengurangi permintaan akan sumber air lainnya.
  • Penghijauan kota, keanekaragaman hayati dan fasilitas.
  • Infiltrasi untuk air tanah.

Manfaat sosial budaya Gi meliputi:

  • Meningkatkan kesejahteraan dan kesehatan manusia
  • Pendinginan iklim mikro kota dan bangunan
  • Menyediakan habitat untuk flora dan fauna

Manfaat ekonomi GI adalah:

  • Naiknya harga properti dan menghindari biaya untuk perbaikan dan infrastruktur abu-abu di masa depan.
  • Potensi manfaat ekonomi dari tanaman yang dipanen untuk produk atau pangan.

Bogor sangat ideal untuk transformasi menjadi Kota Ramah Air melalui integrasi GI ke dalam rencana pembangunan untuk mengatasi tantangan-tantangan seperti kekeringan di musim kemarau, banjir dan pengelolaan air.

Hasil dan capaian

Penelitian ini menemukan beberapa temuan kunci. Infrastruktur hijau, seperti sistem bioretention, pembangunan lahan basah untuk pengolahan, atap hijau dan lain-lain telah terbukti memberikan banyak manfaat di iklim tropis. Bogor memiliki dasar yang kuat untuk mengadopsi GI, dengan banyaknya contoh yang dapat dikembangkan serta keahlian dan sumber daya lokal yang ada.

Studi kasus menyoroti bagaimana berbagai masalah di suatu lokasi dapat dikurangi dengan infrastruktur hijau karena sifatnya yang multi-fungsi. Teknologi yang paling tepat akan berbeda untuk setiap lokasi dan harus dipilih agar sesuai dengan lokasi dan sumber daya yang tersedia untuk konstruksi dan pemeliharaan. Diversifikasi sumber air menawarkan berpotensi untuk mendukung persediaan air yang lebih berkelanjutan dan tahan lama.

Mengingat curah hujan Bogor yang tinggi, panen air hujan berpotensi signifikan untuk menambah sumber air yang ada. Air limbah domestik yang diolah melalui sistem GI juga dapat menjadi sumber air alternatif untuk penggunaan akhir yang tidak terlalu bersifat personal dan membantu mengurangi pembuangan air limbah.

Pengukuran sistem dalam merancang GI di Bogor sangat penting untuk memastikan kapasitas pengolahan yang memadai dan melindungi sistem dari aliran air yang tinggi. Perlindungan sistem dari endapan dan padatan kotor sangat penting untuk fungsi jangka panjang, oleh karena itu investasi sumber daya dalam kampanye pengelolaan limbah padat akan membantu kinerja GI. Beberapa spesies tanaman lokal yang dibudidayakan secara luas berpotensi untuk digunakan dalam infrastruktur hijau, selain itu banyak tanaman juga berpotensi memberikan manfaat ekonomi.

Penelitian ini merekomendasikan penyusunan dokumen yang terstandarisasi untuk memfasilitasi implementasi dan desain GI di Bogor. Dokumen ini idealnya mencakup tujuan desain sasaran untuk pengelolaan air hujan dan air limbah (yaitu, polutan utama dan batas pengurangan serta target pengurangan aliran). Pengujian sistem GI pada kondisi lokal juga akan membantu menyempurnakan desain.

People

Outputs